Cantik’ adalah kata yang tidak pernah lepas dari seorang wanita.
Memberikan pesona agar menjadi cantik dan menarik bagi orang yang melihatnya.
Saat ini menjadi cantik pun bukan sesuatu yang sulit atau tidak mungkin. Dari
banyak cara, wanita dapat membuat dirinya menjadi cantik dengan memedulikan
busana yang dipakainya.
Dahulu busana merupakan kebutuhan primer belaka. Seiring dengan
berkembangnya dunia industri, hiburan, informasi dan teknologi, gaya berbusana
menjadi media untuk menunjukkan eksistensi seseorang dalam komunitasnya.
Dengan mengikuti gaya busana tertentu, seseorang bisa menunjukkan jati dirinya.
Hal ini menunjukan bahwa saat ini gaya berbusana sudah menjadi bagian dari gaya
hidup seseorang. Gaya berbusana (fashion) dalam penjelasannya, selalu mengalami
perubahan. Perubahan yang terjadi tersebut berlangsung lebih pesat dari aspek -
aspek lain seperti bidang lain dalam aktifitas manusia (seperti bahasa, pemikiran dan
lain-lain).
Fashion mungkin saja berbeda dalam satu kelompok masyarakat
tergantung pada usia, kelas sosial, generasi, pekerjaan dan letak geografis juga
bergantung pada waktu. Contohnya bila seseorang yang sudah berusia lebih tua
berpakaian layaknya orang yang lebih muda, orang tersebut akan terlihat aneh dimata
kelompok usia tua maupun muda. Dari fashion juga menggambarkan sebuah
simbolik bagi setiap golongan individu. Menunjukan beberapa kalangan, seperti
golongan anak – anak, remaja, dewasa dan orang tua.
Maraknya fashion di setiap kalangan, semakin membuat aksesibilitas fashion
bergerak ke seluruh penjuru dunia yang akhirnya berlomba – lomba menciptakan
sesuatu yang baru dan terkini untuk dipamerkan, diproduksi dan akhirnya dipasarkan
pada masyarakat. Membuat sesuatu yang baru dan unik, ditunjang dengan desain
yang berwawasan. Mengikuti arah gerak fashion disetiap tahunnya.
Pengertian Fashion
Pengertian fashion sendiri adalah suatu istilah untuk menggambarkan gaya
yang dianggap lazim pada satu periode waktu tertentu (Wikipedia, 2010). Biasanya
gaya yang dimaksud, cenderung fokus ke gaya berpakaian masyarakat pada periode
waktu itu. Dalam perkembangannya, fashion juga merambah pada bidang lain selain
pakaian, aksesoris, gaya hidup, tatanan rias wajah dan rambut. Bahkan trend fashion
juga merambah pada perangkat teknologi (hp, televisi, dll) dan otomotif (mobil).
Perkembangan Trend Fashion
Trend di industri fashion selalu berubah setiap saat dan biasanya punya durasi
yang biasanya relatif sebentar. Setiap hari selalu ingin memakai pakaian yang
berbeda dan sangat ingin tampil trendy dan stylish. Karena itu tidak ada salahnya
melirik sekilas perjalanan fashion untuk mengetahui sejarahnya. Fashion dimulai dari
tahun 1920. Pada dekade inilah awal dunia fashion. Tahun ini merupakan awal
kebangkitan kaum wanita mencapai kebebasan dan kemerdekaannya. Di dekade
sebelumnya, pakaian ala Cinderella dengan rok super megar dengan pinggang ekstra
ketat, menyiksa kaum wanita, karena itulah mulai tahun '20an baju tersebut
ditinggalkan. Tahun 1920 merupakan abad baru ketika dunia fashion terlahir kembali
dengan pandangan yang berbeda. Inovasi terbaru muncul dari desainer dunia, seperti
Coco Chanel yang menyuguhkan potongan, warna, serta gaya yang mementingkan
karakter seorang cewek. Dari sinilah dunia fashion mulai berkibar.
Memasuki tahun 1930an, perkembangan fashion sedikit lambat hingga
akhirnya memasuki perang dunia kedua (1940-1946). Dari yang tadinya hanya
bersifat fungsional, sebuah pakaian juga punya sisi estetik atau sisi 'cantik'. Dunia di
luar fashion pun punya pengaruh hebat. Terutama dunia film di awal tahun '50an
hingga '60an. Beberapa movie star menjadi panutan di dunia fashion bahkan menjadi
icon, seperti Marlene Dietrich dengan baju androginy-nya. Di era ini, desainer dunia
banyak melakukan inovasi. Dari London, Mary Quant dengan rok mininya dan
Barbara Hulanicki dengan gaya street wear remaja London. Dari Amrik ada James
Galanos dengan baju fitted dan Rudi Gernreich dengan baju - baju unisex. Di Paris
dikenal Yves Saint Laurent dengan gaya tailoring buat para wanita, Pierre Cardin
dengan baju space-nya dan Emmanuel Ungaro dengan fashion couture-nya.
Berkembangnya zaman memang bikin dunia fashion juga terus berkembang. Dan
tidak menutup kemungkinan fashion terdahulu dirasakan kembali.
Di Indonesia memasuki era 60-70an dirasa sangat kental dengan dimensi
politis di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dunia fashion juga terkena
imbasnya. Akhir tahun 1960-an terasa sekali arus pengaruh Barat yang membanjir
sesudah era Presiden Soekarno. Di saat itulah, industri fashion mulai tumbuh. Segala
sesuatu yang berbau Barat. Seperti yang pernah terjadi pada tahun 70an, tren fashion
saat itu adalah celana dengan potongan bootcut yang dipakai hampir oleh setiap anak
muda pada masa itu. Sedangkan tahun 80an, musimnya baju - baju wanita dengan
bahu tinggi tegap yang diakibatkan oleh tembelan busa yang tebal, rambut keriting
mengembang, dan lagi-lagi trend seperti ini dianut oleh hampir setiap perempuan
penggemar fashion (pada masa itu). Sempat pula di tahun 90an kena musim baju
kerja maskulin dengan blazer hitam kaku, celana hitam, hem putih, dan tentunya
sepatu hitam. Tren baju kerja seperti itu sempat hits dan banyak orang yang
mengikuti trend seperti itu.
Dan pada tahun 2000an. Sekarang, trend fashion lebih mentolerir pada tren
yang namanya selera pribadi. Saat ini, setiap orang bebas mengapresiasi dirinya
sesuka hati. Tidak perlu mengikuti trend yang populer hanya untuk mencapai kata
keren. Karena saat ini, definisi keren itu sudah mulai absurd. Setiap orang
dibebaskan untuk memilih genre fashionnya sendiri. Seperti ada yang bergaya ala
Harajuku, Bohemian, Gothic, Maskulin, Feminin, terserah sesuai setiap kesenangan
perindividualisnya. Semua individu punya pilihan. Ada seseorang suka bergaya
casual, cuek, konservatif, semua itu pilihan dari setiap individualisnya, orang lain
pun tidak bisa menggangu gugat (asal tidak bertentangan dengan norma masyarakat
setempat). Memakai skinny jeans, bootcut, baggy, khaki, apapun diterima pada abad
ini. Sampai model rambut pun sekarang tidak seseragam dulu. Saat ini dengan
penataan rambut lurus, ikal, keriting, dengan warna yang berwarna - warni sesuai
keinginannya. Semua style yang dipakai benar – benar sesuai dengan kepribadian
masing – masing.
Fashion pada abad ini memang sangat memberikan ruang dan mengapresiasi
pada aktualisasi diri tiap individu. Trend fashion internasional mulai melirik budaya
lokal tiap negara dan mengambil aksen etnik untuk memperkaya rancangannya.
Begitu juga designer lokal yang berani melawan arus dengan tidak selalu mengikuti
trend fashion di mancanegara, tapi lebih memilih untuk mengeskploitasi kekayaan
budaya lokal, demi sesuatu yang terkini dengan sesuatu yang unik dan menciptakan
fashion yang lebih eksploratif.
Perkembangan Fashion di Indonesia
Kini trend fashion di Indonesia berkembang sangat pesat walaupun masih
terpengaruh oleh fashion internasional karena busana yang dikenakan memang
busana modern, yang awalnya dari Barat. Kini banyak ditemukan event pagelaran
busana di hotel - hotel ternama dalam berbagai kesempatan, namun karya yang
ditampilkan tidak selalu dari luar, justru datang dari desainer lokal papan atas dengan
karya nasional yang tidak kalah mutunya dengan desainer asing. Dengan
memanfaatkan sumber daya dalam negeri Indonesia yang kaya budaya di setiap
daerahnya.
Kebaya, songket, batik, kain tenun dan endek termasuk kain hasil budaya
setiap daerah di Indonesia, kain – kain tersebut dapat dipakai menjadi bahan baku
yang tidak kalah dengan bahan-bahan dari luar, kain – kain tersebut adalah kain khas
Indonesia. Mengangkat bahan tersebut menjadikan sesuatu yang berbeda dengan
fashion lainnya. Menunjukan kreatifitas fashion, dengan sesuatu yang berbeda dan
dipamerkan, kemudian diperagakan / fashion show di depan pengamat fashion. Arti
Fashion Show sendiri adalah sebuah pentas seni peragaan dari perkembangan dunia
fashion di Indonesia. Kegiatan ini menghadirkan perkembangan fashion, bisnis, dan
pendidikan yang terbaru dari industri fashion dan tekstil khususnya di Indonesia.
Kegiatannya meliputi pameran, seminar, dan fashion show. Biasanya pameran
fashion akan memperlihatkan produk garmennya, tekstil dan aksesori yang
fashionable dan berkualitas.
Seminar dengan topik yang berhubungan dengan fashion, garmen, dan tekstil
menjadi salah satu bagian dari kegiatan yang diminati banyak insan fashion.
Peragaan busana para desainer di Indonesia, menampilkan koleksi gaun malam,
contemporary outfits, busana muslim dan busana etnik Indonesia. Para desainer yang
akan menampilkan hasil rancangannya di dalam acara tertentu mempunyai tujuan
tersendiri yaitu untuk membujuk para insan fashion agar semakin berminat dengan
hasil rancangannya itu. Dan selama ini selalu berupaya semakin menunjukan hasil
karya mereka yang nantinya bergerak di dalam negeri ataupun luar negeri
(internasional).
textile fashion
Senin, 14 Mei 2012
Filosofi Musa WidyatmodjoMusa Widayatmodjo. Itulah nama lengkap desainer yang akrab di panggil Musa . Ia sudah menunjukkan prestasinya dengan menjadi semi finalis American Leather Design di Philadelphia dan finalis Concour des Jeuneus Creature de Mode, New York, Amerika pada usia 22 tahun. Filosofi fashion is not just to be admired, it must be wearable, inilah yang menuntun langkah Musa hingga menjadi seperti sekarang. Berawal dari sebuah butik perorangan pada tahun 1991, kini usahanya telah berkembang menjadi sebuah PT yang diberi nama PT Musa Atelier yang membawahi lima lini yang menjangkau banyak kalangan. Lini pertama adalah Musa Widyatmodjo untuk koleksi eksklusif berupa gaun malam dan gaun pengantin, lini Mosya untuk kain bernuansa etnik, lini Musa dan M by Musa untuk ready to wear yang tersebar di beberapa department store, dan yang terakhir adalah lini Musa Co yang menangani seragam kerja berbagai perusahaan mulai dari perbankan, penerbangan, perhotelan, dan lain sebagainya. “Melalui Indonesia Fashion Week 2012 , saya berharap dapat lebih mengembangkan brand M by Musa hingga ke tingkat dunia. Di sisi lain, saya ingin memperkenalkan kepada pengunjung, bahwa busana rancangan desainer itu bisa dimiliki oleh siapa saja dan bisa dikenakan untuk beraktivitas setiap hari,” ujar desainer lulusan jurusan Fashion Design, Drexel University, Philadelphia, AS ini. Musa memang dikenal tidak hanya sebagai perancang, tapi juga sebagai pengusaha yang konsisten dalam mengembangkan bisnisnya hingga kini. Musa pun tetap berusaha untuk membawa perubahan terhadap penampilan ‘ethnic look’ dari kain-kain tradisional Indonesia menjadi ‘contemporary style’ tanpa melupakan kesantunan wanita Nusantara. Dea, foto: Rio Musa Widyatmodjo, A True Indonesian Designer |
|
Written by Narida |
Salah satu desainer yang patut untuk diacungi jempol adalah Musa Widyatmodjo. Beliau sangat mencintai Indonesia terlihat dari karyanya dan dedikasinya terhadap kebudayaan Indonesia. Fashionbiz berkesempatan untuk menemuinya di kediaman yang berdekatan dengan workshopnya di bilangan Kemanggisan. Musa menyambut fashionbiz dengan ramah walaupun beliau sedang tidak enak badan. Apa yang menjadi ciri khas rancangan anda? Sebetulnya dalam merancang adalah kembali lagi siapa kita sebenarnya dan dimana kita berada. Saya adalah orang Indonesia jadi saya berbudaya Indonesia, saya pun perancang yang tinggal di Indonesia, konsumen saya pun wanita Indonesia. Jadi bagaimana saya mengemas semua itu supaya wanita Indonesia tampil modern tetapi tetap terlihat Indonesia-nya. Jadi sebetulnya itu benar-benar yang menjadi ciri karakter saya dalam menggarap busana. Saya mencoba mengangkat apakah itu siluet tradisional, kain tradisional ataupun tehnik-tehnik tradisional. Jadi saya mencoba untuk menampilkan karya saya tampil modern, klasik tradisional, cocok untuk wanita biasa, wanita muslim atau non muslim. Sudah berapa lama anda berkecimpung di dunia mode? kurang lebih tahun ini sudah 20 tahun saya berkarya dan kalau di gabungkan dengan lama saya berkuliah fashion selama 5 tahun jadi kira-kira sudah 25 tahun sudah saya berkecimpung di dunia ini. Apakah ini menjadi impian dari dulu? saya tahu bahwa saya suka dengan fashion dari awal dan saya tahu bahwa saya ingin bekerja atau mengerjakan semua hal yang membuat saya happy dan dunia fashion membuat saya happy, jadi saya mengerjakan semua ini dengan senang hati sejak awal sampai sekarang ini. Apa yang membuat anda tertarik dengan fashion? Jujur sebenarnya saya tidak tahu kalau ditanya seperti itu. Saya senang saja dengan fashion. Saya merasa diberi jiwa seni untuk menyukai fashion. Ada orang yang menyukai fashion karena glamour-nya, terkenal atau karena uangnya. Kalau saya tidak, saya suka fashion karena cantik saja. Bagaimana perkembangan fashion di Indonesia menurut anda? Kalau dilihat dari masyarakat Indonesia yang semakin aware akan fashion ya memang benar. Tetapi yang menjadi kekhawatiran saya adalah apakah fashion di Indonesia bisa menjadi industri? Apalagi masih banyak masyarakat menganggap fashion di Indonesia itu murah, modelnya biasa dan cenderung jelek. Lalu ketika kita mengeluarkan produk yang bagus, mereka keberatan membayar karena merasa kemahalan. Apa yang menjadi inspirasi anda ketika merancang? Sebenarnya saya mendapat inspirasi dari banyak hal. Misalnya ada konsumen private ingin dibuatkan baju pesta atau pernikahan terus terang saya mendapat inspirasi dari wanita itu sendiri. Saya akan Tanya karakter dia seperti apa, mimpinya seperti apa dan kesukaannya apa. Dari situ saya membuat sebuah rancangan dengan warna dan bentuk yang membuat konsumen nyaman. Tetapi kalau membicarakan idealisme, saya sering mendapat inspirasi dari kebudayaan Indonesia. Jika tidak menjadi desainer ingin jadi apa? Saya dari dulu ingin sekali membuat film dokumenter. Karena saya ingin ‘merekam’ apa sih sebenarnya yang terjadi? Apa sih sebenarnya yang ditinggalkan dan yang tertinggal?. Jadi bukan film yang direkayasa tetapi lebih kepada film yang mempunyai nilai-nilai kehidupan. |
JENIS KAIN
. JENIS BAHAN BERDASARKAN PROSES PEMBUATANNYA
b. KNIT
Carded:
• Serat benang kurang halus.
• Hasil rajutan dan penampilan bahan kurang rata.
a. WOVEN
Kain yang di buat dari hasil penyilangan
dua benang dengan cara di tenun/ dianyam. Sering disebut kain tenun.
Bahan woven cirinya tidak dapat di tarik.
b. KNIT
Kain yang dibuat dari jeratan – jeratan
benang / mengaitkan benang dengan benang , sering di sebut kain rajut.
Cirinya kain ini dapat di tarik atau elastis. Contoh dari kain rajut :
jersey, interlock, rib, single jersey, tricot dll.
2. JENIS BAHAN BERDASARKAN BAHAN BAKUNYA (SERAT)
2.1. Serat Alam
- Cotton
Berbahan dasar kapas, dikenal dengan juga cotton combed dan cotton carded, perbedaannya adalah:
Combed:
• Serat benang lebih halus.
• Hasil Rajutan dan penampilan lebih rata.
• Serat benang lebih halus.
• Hasil Rajutan dan penampilan lebih rata.
Carded:
• Serat benang kurang halus.
• Hasil rajutan dan penampilan bahan kurang rata.
Karakteristik dari cotton combed ataupun carded adalah:
- Bahan terasa dingin dan sedikit kaku
- Mudah kusut
- Mudah menyerap keringat
- Pakaian / kain akan rusak bila direndam lebih dari 2 jam dalam detergen
- Rentan terhadap jamur
Apabila dibakar baunya seperti kertas terbakar, hasil pembakarannya akan menjadi abu dan jalannya api lambat.
2.2. Serat Sintetis
- Aramid
Aramid banyak digunakan untuk baju
pemadam kebakaran, pembalap mobil dan motor. Aramid termasuk jenis nylon
seperti Nomex, Kevlar dan Tawron adalah bahan yang sangat tahan api,
tahan suhu tinggi, terbakar pada suhu 53 oC.
2. Acrylic
Acrylic dikenal dengan nama dagang
Acrilian, Cashmilon, Orlon, Vonnel, Wolacryl, dan lainnya. Sedangkan
modakrilat nama dagang Acrilan, Courtelle, Cresian, Dynel, Orlon, Redon
dan lainnya.
Secara umum sifatnya mirip dengan wol.
Kain dan garmen dari acrylic mempunyai pegangan yang lembut, rua (bulky)
ringan dan juga isolator panas yang dapat menahan panas tubuh namun
tidak membuat gatal di kulit. Kekurangan dari bahan ini adalah
kenyamanan dalam pemakaian. Kelebihannya adalah walaupun seratnya tidak
mampu menyerap air namun berasa lembab bila digunakan dan acrylic
bersifat lebih cepat kering dibandingkan dengan serat sintetik lainnya.
Pencuciannya dapat digunakan dengan sabun
biasa dan tahan terhadap pencucian kimia dry cleaning dan pelarut
organic lainnya. Acrylic sangat peka terhadap panas karena menyebabkan
bahan terdistorsi, oleh karena itu penyetrikaan hanya dilakukan dengan
setrika hangat.
3. CDP
Singkatan dari cationic dyeable
polyester, yaitu jenis serat sintetik yang merupakan modifikasi dari
serat polyester sehingga dapat dicelup dengan zat warna basa dan zat
warna disperse.
4. Polyester
Dikenal dengan nama dagang Terylene ,
Dacron, Trivera, Tetoron. Kekuatan, elastisitas yang baik dari serat
polyester menghasilkan kain yang mempunyai ketahanan yang baik terhadap
lekukan atau kekusutan sehingga tidak memerlukan penyetrikaan panas.
Kekurangan dari kain polyester adalah daya serap lembabnya rendah dan
kekakuan yang tinggi sehingga kenyamanan berkurang.
Pewarnaan polyester dilakukan dengan
menggunakan zar warna disperse yang kaya warna dan mempunyai ketahanan
luntur warna yang sangat baik terhadap pencucian, gosokan dan sinar.
Kain polyester tahan terhadap pelarut
organic dan pencucian kimia / dry cleaning, serta mempunyai ketahanan
yang sangat baik terhadap bakteri dan jamur.
5. Polymide /Nylon
Dikenal juga sebagai perlon, caprolan dan
amilan, trilobal atau antron, rislan, nomex dan lainnya. Pada umumnya
serat sintetik ini merupakan isolator yang baik dan dapat menimbulkan
sifat listrik static. Sifat kekuatan dan elastisitas serta ketahanan
sangat baik, tahanan terhadap serangan jamur, bakteri dan serangga.
Kekurangan dari kain nilon adalah daya
serap lembab yang rendah. Nilon dapat dicuci dengan sabun alkali dan
tahan terhadap pencucian kimia / dry cleaning. Bahan nilon tidak tahan
panas tinggi, pada suhu setrika 180 o C nilon mulai lengket dan rusak pada suhu 230oC dan meleleh pada suhu 250oC.
Nylon dapat dicelup dengan zat warna asam
dan kompleks logam, terhadap zat warna lain seperti basa,direk,
belerang, tetapi ketahanan cuci dan sinar jelek.
6. Spandex
Lebih dikenal dengan nama Lycra yang
merupakan trade mark dari Du Pont. Mempunyai sifat elastisitas yang
tinggi, kuat dan memiliki ketahanan gosokan yang tinggi. Spandex adalah
jenis serat sintetis yang terkenal memiliki elastisitas lebih baik dari
rubber. Kain spandex bisa mencapai tingkat elastisitas dengan tarikan
sampai 500%.
2.3. Serat semi sintetis
- Modal
Modal atau polynosic dikenal dengannama
Avril, Hightel, Vincel, Zantrel dan lainnnya adalah selulosa yang
diregenerasi, sejenis rayon viskosa dengan derajat polimerisasi yang
lebih tinggi dan memiliki struktur mikro fibril dengan panjang rantai
molekul dua kali lipat dari rayon, kekuatan lebih tinggi tetapi mulur
serta moisture regain lebih rendah.
Modal dpat dicuci dengan sabun atau
detergen dan pelarut organic dan pencucian kimia / dry-cleaning dan
disetrika dengan suhu sedang, dengan pemanasan seperti ni kekusutan
dapat dihilangkan, adanya uap dalam penyetrikaan memudahkan kain untuk
menjadi licin dan terlihat berkilau
2. Rayon Viscosa
Rayon viscose adalah serat semi sintetik
yang bahan bakunya dari alam yaitu kayu yang mempunyai kadar selulosa
tinggi, sehingga mempunyai kenyamanan dala pemakaian yang sangat baik
pada berbagai kondisi
3. Rayon Acetat
Termasuk dalam serat semi sintetik yang
mempunyai elastisitas yang baik, namun tidak cukup untuk memberikan
ketahanan kusut yang baik. Rayon asetat adalah konduktor panas yag buruk
tetapi merupakan isolator panas yang baik oleh karena itu bahan ini
banyak digunakan sebagai kain pelapis
Pencucian dapat dilakukan dengan sabu
alkali dan dengan pencucian kimia / dry cleaning. Penyetrikaan kain
asetat dilakukan dengan menggunakan setrika hangant dan tidak langsung
Rayon asetat tahan terhadap mikroorganisme dan serangga tetapi tidak tahan terhadap jamur terutama pada kondisi yang lembab
2. 4. Blending / campuran serat
Seringkali untuk memperoleh harga yang
lebih murah dan kekuatan dari bahan kain tersebut maka dilakukan
blending / campuran serat misalnya T/C 65/35 ( campuran polyester
cotton), T/R 65/35 (campuran polyester rayon), CVC ( campuran
polyester cotton 50/50), cotton / lycra (97/3) dll
- TC (Teterton Cotton ) / Polyester – Cotton
Jenis bahan ini adalah campuran dari
Cotton Combed 35 % dan Polyester (Teteron) 65%. Dibanding bahan Cotton,
bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan. TC
biasanya di buat untuk sprei, hem, celana.
Karakteristik: Lebih tahan ‘shrinkage’ (tidak susut dan melar) meskipun sudah dicuci berulang-ulang dan apabila dibakar akan menghasilkan abu dan arang, untuk pengujian detailnya harus dengan bahan kimia tertentu.
Karakteristik: Lebih tahan ‘shrinkage’ (tidak susut dan melar) meskipun sudah dicuci berulang-ulang dan apabila dibakar akan menghasilkan abu dan arang, untuk pengujian detailnya harus dengan bahan kimia tertentu.
- CVC ( Cotton Viscose)
Jenis bahan ini adalah campuran dari 55%
Cotton Combed dan 45% Viscose. Kelebihan dari bahan ini adalah tingkat
shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan
ini juga bersifat menyerap keringat.
JENIS SERAT DAN CARA MEMBEDAKAN
Pakaian yang baik ditentukan oleh pemilihan dan pemakaian bahan
tekstil yang tepat. Terkadang kita kecewa terhadap hasil pakaian yang
dibuat karena menggunakan bahan yang tidak atau kurang sesuai dengan
model yang ditentukan. Desain pakaian yang berbeda tentunya menuntut
pemakaian bahan yang berbeda pula. Untuk itu, bahan yang akan digunakan
hendaklah dipilih dengan pertimbangan yang matang sesuai dengan model
yang diharapkan.
Jika bahan utama busana bersifat agak kaku seperti bahan untuk pakaian kerja, berupa jas atau semi jas, blazer dan lain-lain, hendaklah menggunakan bahan lining yang bertekstur hampir sama, seperti kain hero dan kain abutai agar dapat mengimbangi bahan luarnya. Begitu juga dengan bahan luar yang tipis dan melangsai. Untuk bahan yang melangsai sebaiknya juga menggunakan bahan lining yang lembut dan melangsai seperti kain yasanta, hvl, dan lain-lain. Bahan yang melangsai dan lembut seperti sutera, terutama bahan yang harganya mahal, lining yang digunakan hendaklah yang sebanding, dengan kata lain lining yang digunakan dapat mempertinggi mutu busana yang dibuat. Untuk bahan yang tipis atau tembus pandang seperti tile atau chiffon dapat menggunakan bahan yang mengkilat seperti saten, tetapi jika pemakai tidak menyukai bahan yang mengkilat dapat juga digunakan bahan yang lembut dan melangsai atau tidak kaku.
Jenis-jenis serat
Pada dasarnya serat tekstil berasal dari tiga unsur utama, yaitu serat yang berasal dari alam (tumbuh-tumbuhan dan hewan), serat buatan (sintetis) dan galian (asbes, logam).
Untuk dapat melakukan pemeliharan bahan tekstil dengan tepat dan benar, terlebih dahulu harus diketahui sifat-sifat dari bahan tersebut:
Katun
Sifat-sifat bahan katun adalah bersifat hidroskopis atau menyerap air, mudah kusut, kenyal, dalam keadaan basah kekutannya bertambah lebih kurang 25%, dapat disetrika dalam temperatur panas yang tinggi, katun lenan tersebut mengandung lilin, oleh sebab itu tidak perlu dikanji. Katun lenan ini tidak tahan chloor. Sementara rayon lebih licin dan mengkilap, tidak menghisap debu dan kotoran, karna kotoran itu melekat hanya pada permukaan bahan saja. Sedangkan sintetis sifatnya tidak jauh berbeda dengan katun lainnya
Wol
Bahan wol memiliki sifat sangat kenyal hingga tidak mudah kusut, bila wol dipanaskan ia akan menjadi lunak karena kenyalnya berkurang. Wol mengikat, panas, karena serabut wol keriting. Udara dalam pori-pori wol bertahan, bila dipakai dapat mengantarkan panas, wol tidak tahan akan nyengat.
Sutera
Bahan sutera memiliki sifat lembut, licin dan berkilap, kenyal dan kuat. Dalam keadaan basah sutera berkurang kekuatannya 15%. Bahan sutera tahan ngenyat, banyak menghisap air dan bila dipergunakan memberi rasa sejuk.
Dacron, polyester dan nylon
Bahan tekstil ini apabila dicuci cepat menjadi kering, tidak kusut jadi tidak perlu di setrika, kuat dan tahan lama dipergunakan, lebih tahan panas.
Brokat, lame dan songket
Bahan tekstil yang berasal dari brokat, lame dan songket ini mudah berubah warna, tidak mudah kusut, kurang menyerap air, tidak tahan temperatur setrika yang tinggi.
Jika bahan utama busana bersifat agak kaku seperti bahan untuk pakaian kerja, berupa jas atau semi jas, blazer dan lain-lain, hendaklah menggunakan bahan lining yang bertekstur hampir sama, seperti kain hero dan kain abutai agar dapat mengimbangi bahan luarnya. Begitu juga dengan bahan luar yang tipis dan melangsai. Untuk bahan yang melangsai sebaiknya juga menggunakan bahan lining yang lembut dan melangsai seperti kain yasanta, hvl, dan lain-lain. Bahan yang melangsai dan lembut seperti sutera, terutama bahan yang harganya mahal, lining yang digunakan hendaklah yang sebanding, dengan kata lain lining yang digunakan dapat mempertinggi mutu busana yang dibuat. Untuk bahan yang tipis atau tembus pandang seperti tile atau chiffon dapat menggunakan bahan yang mengkilat seperti saten, tetapi jika pemakai tidak menyukai bahan yang mengkilat dapat juga digunakan bahan yang lembut dan melangsai atau tidak kaku.
Jenis-jenis serat
Pada dasarnya serat tekstil berasal dari tiga unsur utama, yaitu serat yang berasal dari alam (tumbuh-tumbuhan dan hewan), serat buatan (sintetis) dan galian (asbes, logam).
- Serat alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan antara lain: kapas, lenan, rayon, nenas, pisang. Serat alam yang berasal dari hewan yakni: dari bulu beri-beri, adapun bahan yang berasal dari serat tersebut adalah bahan wol.sedangkan serat dari ulat sutra menghasilkan bahan tekstil sutra
- Serat buatan (termoplastik) bahan tekstil yang berasal dari serat buatan ini adalah berupa Dacron, polyester, nylon.
- Serat galian Serat galian adalah yang berasal dari dalam tanah.contoh asbes dan logam, benang logam.bahan asbes banyak digunakan untuk sumbu kompor minyak tanah, untuk mengisi aneka bunga yang berasal dari bermacam-macam bahan tekstil seperti: stoking, nylon, tula dan bahan rajutan. Serat logam lebih banyak digunakan untuk membuat bermacammacam jenis benang, seperti, benang emas, benang perak, tembaga, aluminium, selain itu ada pula benang logam yang dilapisi dengan plastik. Apabila benang logam tersebut akan di tenun, sebaiknya di gabung dengan benang dari bahan lain. Hal ini disebabkan benang logam tersebut memiliki sifat kaku dan sukar dipelihara. Benang logam ini banyak ditemukan pada bahan tekstil seperti:borkat, lame, tenunan songket yang ditemukan diseluruh daerah Indonesia antara lain: songket pandai sikek, songket silungkang, songket kubang, songket palembang, songket Kalimantan, songket jambi dll.
Untuk dapat melakukan pemeliharan bahan tekstil dengan tepat dan benar, terlebih dahulu harus diketahui sifat-sifat dari bahan tersebut:
Katun
Sifat-sifat bahan katun adalah bersifat hidroskopis atau menyerap air, mudah kusut, kenyal, dalam keadaan basah kekutannya bertambah lebih kurang 25%, dapat disetrika dalam temperatur panas yang tinggi, katun lenan tersebut mengandung lilin, oleh sebab itu tidak perlu dikanji. Katun lenan ini tidak tahan chloor. Sementara rayon lebih licin dan mengkilap, tidak menghisap debu dan kotoran, karna kotoran itu melekat hanya pada permukaan bahan saja. Sedangkan sintetis sifatnya tidak jauh berbeda dengan katun lainnya
Wol
Bahan wol memiliki sifat sangat kenyal hingga tidak mudah kusut, bila wol dipanaskan ia akan menjadi lunak karena kenyalnya berkurang. Wol mengikat, panas, karena serabut wol keriting. Udara dalam pori-pori wol bertahan, bila dipakai dapat mengantarkan panas, wol tidak tahan akan nyengat.
Sutera
Bahan sutera memiliki sifat lembut, licin dan berkilap, kenyal dan kuat. Dalam keadaan basah sutera berkurang kekuatannya 15%. Bahan sutera tahan ngenyat, banyak menghisap air dan bila dipergunakan memberi rasa sejuk.
Dacron, polyester dan nylon
Bahan tekstil ini apabila dicuci cepat menjadi kering, tidak kusut jadi tidak perlu di setrika, kuat dan tahan lama dipergunakan, lebih tahan panas.
Brokat, lame dan songket
Bahan tekstil yang berasal dari brokat, lame dan songket ini mudah berubah warna, tidak mudah kusut, kurang menyerap air, tidak tahan temperatur setrika yang tinggi.
SERAT,BENANG,DAN KAIN ??????
Serat, Benang dan Kain
Serat (Inggris: fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Contoh serat yang paling sering dijumpai adalah serat pada kain. Material ini sangat penting dalam ilmu Biologi baik hewan maupun tumbuhan sebagai pengikat dalam tubuh. Manusia menggunakan serat dalam banyak hal: untuk membuat tali, kain, atau kertas. Serat dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu serat alami dan serat sintetis (serat buatan manusia). Serat sintetis dapat diproduksi secara murah dalam jumlah yang besar. Namun demikian, serat alami memiliki berbagai kelebihan khususnya dalam hal kenyamanan.
Serat adalah sebuah zat yang panjang, tipis dan mudah dibengkokkan.
Serat merupakan bahan utama dari pembuatan benang. Sebelum terbentuk
benang, serat menjadi filament (benda yang berbentuk seperti benang),
dari filament tersebut akan membentuk benang. Sehingga dari terbentuknya
benang tersebut maka akan terbagi beberapa macam benang diantaranya:
- Benang tunggal, yaitu benang yang diperoleh dari mesin pintal dengan jalan memintal serat yang pendek atau benang monofilament atau memilin dua atau lebih filament.
- Benang multifilament, yaitu benang yang diperoleh dari dua atau lebih benang tunggal yang disejajarkan dan tidak dipintal.
- Benang gintir, yaitu benang yang diperoleh dari dua atau lebih benang tunggal yang dipintal bersama.
- Benang kepang,yaitu benang yang diperoleh dengan cara memintal paling sedikit dari benang gintir, atau memintal satu atau lebih benang gintir dengan satu atau lebih benang tunggal.
Dari benang kemudian menjadi kain. Kain adalah barang yang terbentuk
dari beberapa benang yang disatukan dengan cara dirajut dan ditenun.
Tetapi ada kain yang dibuat tanpa benang/ filament, contoh yang sering
disebut dengan Non woven Fabric. Dari cara pembentukannya, maka kain
juga dapat dibagi menjadi beberapa macam , diantaranya:
- Kain rajut; yaitu kain yang didapat dari mesin rajut dengan cara menjeratkan benang yang satu dengan yang lainnya.
- Kain tenun; yaitu kain yang didapat dari mesin tenun dengan cara menyilangkan kelompok benang yang satu dengan yang lainnya. Atau yang sering dikenal dengan istilah benang lusi/ warp (susunan benang sepanjang kain kearah lebar kain) dan benang pakan/ weft (susunan benang selebar kain kearah panjang kain).
Pada mulainya benang dan kain dibuat dari serat alam, seperti serat
nabati dan serat hewani, namun karena perkembangan teknologi banyak
sekali benang dan kain yang dibuat dari bahan kimia. Bahkan hampir
seluruh barang-barang yang kita pakai menggunakan serat yang terbuat
dari barang kimia, sehingga secara garis besar serat dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
- Serat alam; yaitu serat nabati (kapas, flax, henep dan rami) dan serat hewani (sutera dan wol).
- Serat tiruan; yaitu serat yang terbuat dari serat alam yang disusun kembali dengan mencampur dengan bahan kimia lainnya, seperti rayon viscose, rayon kupromium dan rayon asetat.
- Serat sintetik; yaitu serat yang dibuat dari bahan kimia, seperti polyester dan nylon.
Uji Bakar
Berdasarkan bahan pembentuknya maka kedua barang tersebut dapat
dilakukan identifikasi secara sederhana atau konvensional. Cara
pengujian sederhana tersebut sering dilakukan oleh para Pemeriksa Barang
Bea dan Cukai dalam memeriksa barang-barang yang diimpor dan diekspor.
Pemeriksa barang bea dan cukai biasanya melakukan uji pendahuluan (uji
konvensional) terlebih dahulu, sebelum barang tersebut dilakukan uji di
Balai Pengujian dan Identifikasi Barang Bea dan Cukai.
Uji pendahuluan tersebut dilakukan dengan cara melakukan pembakaran
terhadap ketiga barang (serat, benang dan kain) tersebut, sehingga dapat
diketahui sifat-sifat permulaan dari ketiga barang tersebut, yang
memungkinkan untuk mengetahui kebenaran awal atas pemberitahuan yang
disampaikan kepada pihak Bea dan Cukai selaku pemungut fiscal atas
barang-barang tersebut. Walaupun uji ini sering dianggap kuno dan
tingkat keakuratannya masih perlu dilakukan pengujian secara laborat,
namun menurut penulis hal ini perlu dilakukan karena secara keilmuan
masih bisa diterima.
Perlu diinformasikan bahwa uji bakar terhadap ketiga barang tersebut
dilakukan untuk mengetahui bahan-bahan pembentuknya. Dengan mengetahui
bahan-bahan pembentuknya maka dapat dengan mudah mengklasifikasikan
ketiga barang tersebut kedalam pos pos tariff yang telah dibukukan
kedalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia atau yang sekarang dikenal dengan
Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (Harmonize System).
Berikut ini adalah tabel yang penulis buat berdasarkan literature dan
pengalaman selama menjadi pemeriksa barang di Bea dan Cukai:
Asal serat | Nama Serat | Nama Benang | Nama Kain | Hasil Uji Bakar |
Alam Nabati | Kapas | Cotton Yarn dll. | Denim, Cotton dll. | Berbau seperti kertas terbakar, sifat abu rapuh |
Alam Hewani | Wol | Benang wol | Kain dari wol | Berbau seperti rambut terbakar, sifat abu rapuh, bulat dan hitam |
Sutera | Benang sutera | Kain sutera | Berbau seperti rambut terbakar, sifat abu rapuh, bulat dan hitam | |
Sintetik | Nylon | Nylon Yarn | Kain Nylon dll. | Berbau seperti seledri, abu keras, bulat, coklat muda sampai abu-abu |
Polyester | Polyester Yarn | Kain Polyester | Berbau wangi, abu keras menggumpal | |
Tiruan | rayon viscose | Belum pernah melakukan uji bakar | ||
rayon kupromium | Belum pernah melakukan uji bakar | |||
rayon asetat | Belum pernah melakukan uji bakar |
Perlu disampaikan bahwa secara teori, dalam uji bakar barang-barang
tersebut diatas tidak hanya memperhatikan bau dan sifat abunya saja,
akan tetapi harus dilihat juga karakteristik barang sebelum menyentuh
api, dalam nyala api dan sesudah meninggalkan api. Pada tabel diatas,
penulis hanya memberikan ciri-ciri yang mencolok dari barang tersebut.
Untuk barang yang berasal dari serat tiruan, penulis sendiri belum
pernah melakukan uji bakar dan penulis belum menemukan referensi dari
yang lainnya. Akan tetapi menurut penulis bahwa untuk serat tiruan akan
memiliki sifat atau karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan serat
alam, karena serat tiruan merupakan serat alam yang diolah kembali
dengan menggunakan bahan kimia lainnya.
Begitu juga dengan polyester, kenapa polyester itu berbau wangi? menurut
penulis dikarenakan disamping dia merupakan turunan plastik yang akan
membawa sifat plastiknya, apabila dibakar dia juga akan mengeluarkan
karakteristik dari esternya. Kita tentunya tau reaksi esterisasi (kimia
SMA), dimana terjadi reaksi antara alkohol dan asam, yang kemudian akan
menjadi ester yang sifatnya berbau harum.
Berdasarkan pengalaman penulis selama menjadi pemeriksa barang di Bea
dan Cukai Tanjung Emas, barang serat, benang dan kain didominasi oleh
serat alami dan serat sintetis. Cotton, polyester serta kombinasi dari
kedua barang tersebut merupakan barang-barang yang sering masuk ke
pelabuhan Tanjung Emas. Hal ini dimungkinkan karena di Semarang banyak
industry garmen yang bahan bakunya berasal dari impor. Bahkan di
Semarang ada perusahaan penghasil kain Denim terbesar di Indonesia,
salah satunya yaitu Apac Inti Corpora dan Batam Tex. Untuk barang dari
serat sintetis (polyester), penulis sering memeriksa barang tersebut di
perusahaan Asia Pacific Fiber di Kendal (dulu Texmaco).
MACAM KAIN
Jenis-jenis bahan/kain :
- Kain Shantung Korea adalah Kain yang banyak digunakan untuk produk fashion karena harganya yang murah dan terjangkau. Kain ini agak berserat dan dalam kain licin seperti bahan satin. Kain ini mudah didapat dan banyak warna pilihan.
- Kain Silk Tafeta adalah Kain yang banyak digunakan untuk pembuatan Gaun Pesta, Jas, gorden dll. Kainnya agak kaku dan mengkilat sehingga terkesan mewah bila dipakai. Kain ini banyak mempunyai kombinasi warna (keemasan/tembaga dan ada banyak juga yang bunglon).
- Kain Shimmer Silk adalah Kain Sutera lembut bergllitter beda dgn Shimmer yang ada dipasaran. Kain ini jumlahnya terbatas. Bahan lembut dan adem, tidak panas bila dipakai.
- Kain Katun Jepang adalah Kain katun halus agak tebal serta enak dipakai.
- Kain Katun Paris adalah kain yang banyak digunakan utk pembuatan Mukena, Jilbab. Kain ini tipis/ agak transparan.
- Kain Rawsilk, ada banyak jenis kain ini ada yang semi dan ada juga yang KW2. Harga tentunya bervariasi (yang asli tentunya lebih mahal). Kain ini agak mengkilat karena terbuat dari 100% sutera sehingga kain ini banyak seratnya sehingga orang awam mengira kalau kain ini rusak atau tidak rata. Kain jenis ini banyak digunakan untuk bahan kebaya dll. Kesan mewah terpancar bila memakai kain ini.
- Kain Thaisilk adalah Kain sutera Thailand yang tipis dan lembut, dan enak dipakai (recommended). Untuk harga memang agak mahal.
- Kain Dupion Silk adalah kain yang disebut2 semi raw silk karena teksturnya hampir mirip dengan kain rawsilk.
- Kain Rose Silk adalah kain silk juga yang harganya agak sedikit mahal. Kain ini bagus banget tapi sayangnya lebar kain ini kecil (115 Cm) dan ada juga yang lebar besar (140 Cm) mesti agak susah didapat. Kain sutera tentunya bercahaya/agak mengkilat.
- Kain Nepsilk adalah Kain Sutera yang lemas, adem dan nyaman bila dipakai. Kain ini banyak warnanya. Banyak warna pastel untuk kain ini.
Selasa, 08 Mei 2012
Sutra
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk kegunaan lain dari sutra atau sutera,.
Bermacam-macam kain sutra.
"Sutra liar" dihasilkan oleh ulat selain ulat sutra murbei dan dapat pula diolah. Berbagai sutra liar dikenali dan digunakan di Cina, Asia Selatan, dan Eropa sejak dahulu, namun skala produksinya selalu jauh lebih kecil daripada sutra ternakan. Sutra liar berbeda dari sutra ternakan dari segi warna dan tekstur, serta kepompong liar yang dikumpulkan biasanya sudah dirusak oleh ngengat yang keluar sebelum kepompong tersebut diambil, sehingga benang sutra yang membentuk kepompong itu sudah terputus menjadi pendek. Ulat sutra ternakan dibunuh dengan dicelup ke dalam air mendidih sebelum keluarnya ngengat dewasa, atau ditusuk dengan jarum, sehingga seluruh kepompong dapat diurai menjadi sehelai benang yang tak terputus. Ini membuat sutra bisa ditenun menjadi kain yang lebih kuat. Sutra liar biasanya juga lebih sukar dicelup warna daripada sutra ternakan.
Sutra juga dihasilkan oleh beberapa jenis serangga lain, namun hanya jenis sutra dari ulat sutra yang digunakan untuk pembuatan tekstil. Pernah juga dijalankan kajian terhadap sutra-sutra lain yang menampakkan perbedaan dari aspek molekul. Sutra dihasilkan terutama oleh larva serangga yang bermetamorfosis lengkap, tetapi juga dihasilkan oleh beberapa serangga dewasa seperti Embioptera. Produksi sutra juga kerap dijumpai khususnya pada serangga ordo hymenoptera (lebah, tabuhan, dan semut), dan kadang kala digunakan untuk membuat sarang. Jenis-jenis arthropoda yang lain juga menghasilkan sutra, terutama arachnida seperti laba-laba.
Langganan:
Postingan (Atom)