Minggu, 06 Mei 2012

Museum Tekstil Jakarta Museum Tekstil Jakarta merupakan sebuah lembaga edukatif kultural yang mengemban misi untuk melestarikan budaya tekstil tradisional Indonesia. Sebagai satu-satunya Museum Tekstil di Jakarta dan pertama di Indonesia yang memiliki tugas khusus tersebut, Museum Tekstil senantiasa berupaya untuk menjalankan fungsinya melalui berbagai program kegiatan yang digelar bagi publik. Adapun aktivitas yang digelar oleh Museum Tekstil antara lain pameran (koleksi museum maupun koleksi pihak ketiga); seminar, diskusi dan workshop tentang tekstil; penyuluhun bagi para pelajar; penelitian koleksi ke berbagai daerah maupun kepustakaan; perawatan koleksi museum; pelayanan konservasi tekstil dan aneka pelatihan (batik, jumputan, warna alami, dll). V i s i : Menjadikan Museum Tekstil sebagai institusi nirlaba yang menjadi pusat pelestarian alam dan budaya, media aktivitas ilmiah, seni-budaya, penunjang pendidikan, media informasi dan sebagai rekreasi edukatif-kultural yang menjadi salah satu acuan dan referensi bagi proses pembangunan bangsa. M i s i : Melakukan usaha-usaha pelestarian alam baik hewani maupun nabati dalam hal yang berkaitan dengan budaya pertekstilan di Indonesia, melakukan kegiatan inventarisasi sumber-sumber daya alam sebagaimana tersebut di atas dan koleksi-koleksi tekstil tradisional dari berbagai wilayah di Indonesia berikut bentuk dan ragamnya, melakukan kegiatan dokumentasi, penelitian-penelitian, dan melakukan penyajian informasi dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat agar dapat dimanfaatkan sepenuhnya bagi kepentingan masyarakat yang lebih luas. Kami sangat berharap agar segenap masyarakat dapat memanfaatkan berbagai fasilitas serta aktivitas yang ada di Museum Tekstil. Sejarah Museum Tekstil menempati gedung tua yang dilindungi undang-undang, memiliki nilai arsitektur kolonial dan sejarah yang memiliki daya tarik tersendiri ditinjau dari sudut pariwisata. Gedung Museum Tekstil pada awalnya adalah rumah pribadi seorang warga negara Perancis (abad ke-19), yang kemudian dijual kepada seorang Konsul Turki. Kepemilikan selanjutnya beralih kepada Karel Christian Crucq (1942). Sewaktu Jakarta sedang dibakar semangat juang merebut kemerdekaan, gedung ini digunakan sebagai markas BKR. Setelah masa revolusi selesai, gedung ini secara berturut-turut dihuni oleh Lie Sion Phin (1947), Departemen Sosial, sebelum pada akhirnya diresmikan sebagai Museum Tekstil. Gagasan untuk mendirikan Museum Tekstil muncul sejak Tahun 1975 yang dilatarbelakangi sinyalemen bahwa dengan membanjirnya tekstil modern telah banyak menggeser tekstil tradisional nusantara. Pemrakarsa gagasan tersebut adalah Kelompok Pecinta Kain Tradisional Indonesia WASTRAPREMA, Bapak Ir.Safioen (saat itu selaku Dirjen Tekstil Departemen Perindustrian). Gubernur DKI Jakarta pada waktu itu dijabat oleh Bapak Ali Sadikin mendukung upaya ini dan menyediakan tempat bagi museum yang akan didirikan yaitu gedung yang berada di Jl. KS Tubun No. 4 Petamburan, Jakarta Barat. Pada tanggal 28 Juni 1976 gedung ini diresmikan sebagai Museum tekstil oleh Ibu Tien Soeharto (Ibu Negara pada saat itu) dengan disaksikan oleh Bapak Ali Sadikin selaku Gubernur DKI Jakarta. Pada tahun 1998 Pemda DKI Jakarta melakukan perluasan areal Museum Tekstil ke sebelah timur dan sekaligus menjadikan gedung tua di Jl KS Tubun No. 2 tersebut sebagai sarana penunjang kegiatan museum dengan menampung partisipasi masyarakat untuk turut mengembangkan tekstil kontemporer yang berkembang di Indonesia, sehingga gedung ini diberi nama Galeri Tekstil Kontemporer. Gedung II diresmikan penggunaannya pada tanggal 21 November 2000, ditandai dengan berlangsungnya kegiatan perdana berupa Pameran Koleksi Batik Iwan Tirta, hasil kerja sama Museum Tekstil dengan Wastraprema dan Yayasan Mitra Museum Indonesia. Selanjutnya berturut-turut pernah diselenggarakan juga kerja sama kegiatan dengan Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Amerika (PPIA), Pusat Kebudayaan Perancis, Pusat Kebudayaan Meksiko, serta beberapa lembaga/kelompok masyarakat lainnya. Koleksi awal yang dihimpun di Museum Tekstil diperoleh dari sumbangan Wastraprema (sekitar 500 koleksi), selanjutnya makin bertambah melalui pembelian oleh Dinas Museum dan Sejarah/ Dinas Museum dan Pemugaran/Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, serta sumbangan dari masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Hingga saat ini koleksi Museum Tekstil tercatat sejumlah 1914 buah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar